Minggu, 08 Januari 2012

Kuliah: Eksperimen Mimpi (Page 5)


Secara otak gue sudah diracuni kakak-kakak tingkat sebelumnya, kalo kajur kita ini adalah dosen paling ditakuti dikampus. Orangnya moody, kalau mood nya lagi baik dia bisa senyum dan bisa ngajak ngobrol dari hal-hal yang sederhana sampe bahas tentang sejarah komputer sejak tahun jebot. 

Nah, beda lagi kalo mood dia sedang jelek. Kata para senior yang sudah bangkotan di kampus, muka kajur bakal ditekuk dan dilipet sedemikian rupa. Apalagi kalo kita tetap nekat minta tanda tangannya untuk keperluan surat menyurat kampus.  Semua orang yang di dekatnya bakal di telan hidup-hidup!

“Glek!” Gue nelen ludah satu galon.

Sejak racun itu menghantui gue. Ketika gue mau berhadapan langsung dengan kajur, semalam suntuk gue membuat surat wasiat untuk menghindari beberapa hal yang tak diinginkan.
Gue membuat surat wasiat, kalo-kalo nasib gue bakal lebih buruk dari sebelumnya.

Dear siapapun yang membaca,

Entah nasib gue atau bukan, yang jelas gue antisipasi dengan beberapa hal buruk di kemudian hari. Untuk itu, gue membuat surat wasiat ini dengan kesadaran penuh dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Nama gue, SiBengal. Cukup panggil gue Bengal atau Beng.
Dengan ini menyatakan wasiat, jikalau gue enggak ada lagi di kampus tercinta ini. Itu artinya gue sudah wisuda dengan penuh sukacita. 

Dan jikalau gue masih tetap di kampus ini sampai tahun kedelapan. Itu artinya gue ditelen idup-idup oleh kajur gue. Ditelen terus dimuntahin lagi. Ditelen lagi terus dimuntahin *repeat 10x*

TTD,
With Love,
SiBengalLiar


Setelah membuat surat wasiat. Gue merasa aman. Setidaknya, gue punya alibi maha konyol ketika gue ditanyain bokap nyokap perihal kelulusan gue di kampus ini. Ya, ya, terdengar cukup keren.

“DORRR!” sergap Okta dari belakang

“Ehh,” gue menoleh ke arahnya dengan tatapan nanar.

Tidak ada komentar: